![]() |
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. DianTantiBurhani/RMOLJawaTengah |
Nexismedia – Keraton Surakarta Hadiningrat akan kembali melaksanakan prosesi Kirab Malam 1 Sura pada Kamis malam, 26 Juni 2025. Ribuan orang diperkirakan akan hadir dan berpartisipasi dalam kirab yang menjadi bagian penting dari peringatan Tahun Baru Jawa. Tradisi ini bertepatan dengan malam pergantian 1 Sura dalam kalender Jawa, yang sejajar dengan tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Islam. Acara ini sarat makna spiritual dan mencerminkan filosofi budaya Jawa yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
Kirab dijadwalkan berlangsung mulai tengah malam dengan dua jalur yang telah ditetapkan. Jalur pertama melintasi Keraton, Gladag, Jl. Slamet Riyadi, kemudian berbelok di perempatan Ngapeman ke arah Jl. Kapten Mulyadi, melewati Pasar Gede, dan berakhir kembali di keraton. Sementara itu, rute kedua mengambil arah berlawanan, yaitu dari Keraton ke Pasar Gede, lalu ke Ngapeman dan menuju Gladag. Pembagian dua rute ini bertujuan agar prosesi berjalan tertib tanpa kerumunan di satu titik, sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat berlangsung lancar.
Prosesi ini diikuti oleh berbagai elemen dari Keraton Surakarta, termasuk prajurit keraton, para abdi dalem, hingga sentono dalem. Masyarakat umum juga diizinkan untuk turut serta, biasanya mengenakan pakaian hitam sebagai simbol ketenangan dan kesederhanaan. Sorotan utama dalam kirab ini adalah kehadiran dua ekor kerbau bule, yang dipercaya memiliki nilai spiritual tinggi. Kerbau tersebut berjalan di barisan paling depan dan dibiarkan melangkah tanpa kendali sebagai simbol penolak bala serta pertanda penting bagi masyarakat yang menyaksikannya.
Berbagai persiapan teknis telah dilakukan oleh pihak keraton dan pemerintah kota. Dukungan dari aparat keamanan seperti TNI, Polresta Surakarta, Satpol PP, serta Dinas Perhubungan dikerahkan untuk mendukung kelancaran acara. Penataan lalu lintas dan pengaturan massa dilakukan di sepanjang rute kirab, demi memastikan kegiatan berjalan aman dan tertib. Petugas gabungan juga dikerahkan untuk membantu mengarahkan arus massa dan memberikan informasi kepada masyarakat.
Kirab Malam 1 Sura tidak sekadar acara budaya, melainkan juga sarana refleksi dan spiritualitas. Masyarakat diajak untuk menyambut tahun baru dengan hati yang bersih, penuh harapan, dan kesadaran akan pentingnya hidup harmonis. Prosesi ini menjadi pengingat untuk menjalani hidup secara lebih tenang, berserah diri, dan menjaga hubungan dengan alam dan sesama.
Tingginya animo masyarakat terhadap acara ini terus meningkat setiap tahunnya. Tidak hanya penduduk lokal yang memenuhi area keraton, tetapi juga wisatawan dari luar kota bahkan luar negeri turut menyaksikan langsung warisan budaya ini. Bagi sebagian orang, kirab ini bukan sekadar hiburan atau tontonan ritual, melainkan juga wujud pembelajaran dan pewarisan nilai budaya yang luhur.
Tradisi Kirab Malam 1 Sura mencerminkan keteguhan Keraton Surakarta dalam melestarikan adat istiadat. Meski zaman telah berubah, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kirab tetap hidup di tengah kehidupan modern. Di balik derap langkah para peserta dan cahaya obor yang menyala, terkandung harapan agar nilai-nilai budaya, keselarasan hidup, dan penghormatan terhadap leluhur terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Sumber: radarsolo.jawapos.com | rmoljawatengah.id
Posting Komentar